Blogger templates

2131 "KLIK JUDUL ARTIKELNYA KAWAN UNTUK BACA SELENGKAPNYA"

Rabu, 14 September 2011

SURAT UNTUKMU KAWAN (3) Mengenai Sistem Pendidikan (Dosen) Budidaya


Salam Pers Mahasiswa...........

Tidak terasa sudah tiga tahunan aku menapaki bangku kuliah di Politeknik ini. Selama itu pula aku aktif dalam beberapa organsasi. Harus ku akui, organisasi kemahasiswaan tadi cukup meningkatkan kemampuan bahkan memangkas sifat-sifat burukku. Contohnya saja, sampai saat ini sering kali kemalasan untuk masuk kuliah kerap menggerogoti dan lebih memilih untuk bersantai atau berlehai-lehai. Tapi, sungguh benar kata pepatah ‘manusia belajar dari pengalaman'. Mungkin, teman-teman mahasiswa baru belum begitu mengerti
bagaimana keadaan di ‘gudang ilmu pengetahuan' yang kita sama-sama pijaki saat ini, biar ku ceritakan sedikit.

Teringat akan kata-kata seorang dosen, "manusia membuat sistem pendidikan dan pada akhirnya sistem pendidikan itu yang akan membangun manusia". Mungkin kata-kata ini cukup relevan bila dihubungkan dengan Visi Kampus Menuju Excellent University. Sistem pendidikan yang telah dicanangkan untuk mencapai visi tersebut tentu akan membangun masyarakat kampus yang sesuai dengan penerapan sistem nantinya.

Seiring dengan hal tersebut saya juga perlu ceritakan bahwa dikampus tercinta kita ini ada sebuah aturan (aturan akademik) yang harus kita patuhi ketika kita berada dalam sistem ini. Aturan ini mungkin tertata dengan sedemikian rapinya dalam lemari pengarsipan. Dalam aturan tersebut terlihat begitu kompleks dan sangat jelas. Tapi sangat disayangkan aturan ini telah banyak dilanggar oleh mahasiswa atau dosen sendiri yang sering menggombar-gambirkan tentang aturan ini. Contohnya saja, Di Jurusan Budidaya Perikanan ada katanya seorang dosen yang pernah berucap bahwa “Mahasiswa yang tidak mengikuti praktek satu kali saja maka dipastikan tidak lulus dalam mata kuliah tersebut tanpa dilakukan sebuah perhitungan” (Langsung Errrrroorrrr). Ini merupakan salah satu pelanggaran serius menurut hemat penulis karna dalam aturan akademik maupun aturan jurusan secara khusus tidak dicantumkan hal yang demikian (Mungkin tidak Otoritas Dosen melampaui aturan Akademik....???). Anehnya lagi, biasanya orang-orang yang harus bertanggung jawab dalam hal yang demikian (Bidang Akademik / Ketua jurusan) berdiam diri seolah-olah tanpa sebuah masalah. (Biarlah, kita serahkan saja  pengadilannya sama Tuhan yang maha Adil)

Perlu kita pahami kawan-kawan bahwa pendidikan berfungsi agar manusia dapat lebih mengenal dirinya, bahwa dirinya adalah manusia (subyek) bukan obyek, dan pendidikan harus membuat orang sadar bahwa dia ada, exist dan turut menentukan masa depannya bersama orang lain. Pendidikan harus membuat kita lebih manusiawi, lebih adil dan padu. (kalau Dosen...???).

Dalam sebuah referensi diungkapkan bahwa sering terjadinya pergantian sistem pendidikan seiring dengan pergantian dari satu menteri ke menteri lain, "seolah kita dijadikan kelinci percobaan sepanjang masa". Jika memang sistem akan membentuk manusia, bagaimana dengan sistem pendidikan kita yang sering berubah? akankah menghasilkan lulusan yang pasang surut seperti sistemnya?

Akhir Kata
Melalui surat ini, kiranya kawan-kawan mengerti keadaan sistem pendidikan di bumi pertiwi ini dan pendidikan yang ada kampus tempat kita sekarang menimbah ilmu, bagaimana kemelut yang terjadi di dalamnya. Yang jelas, aku telah menetapkan prinsip dalam diri bahwa tidak akan menjadi sarjana instant. Saya lebih memilih untuk menjadi ‘manusia utama' seperti yang dikatakan aristoteles, memiliki moral, kualitas diri dan bukan sekedar ijazah, walaupun prosesnya akan jauh lebih berat dan memakan waktu. Untuk itu, saya berharap doa kalian menuntun saya agar tidak terjerumus dalam lubang hedonisme (acuh).
Kiranya kita-kita ini berhasil menjadi 'manusia utama yang memiliki moral'
Salam Persma!!!



Tertanda


Mahasiswa Lama

0 komentar:

Posting Komentar