Blogger templates

2131 "KLIK JUDUL ARTIKELNYA KAWAN UNTUK BACA SELENGKAPNYA"

Rabu, 14 September 2011

HARAPAN DALAM SEBUAH KEBERAGAMAN


Masyarakat yang tergabung dalam komunitas nagara kesatuan Indonesia secara alamiah berasal dari kumpulan ratusan suku, bahasa, ras, dan pruralaitas budaya dan agama yang tersebar dari ribuan pulau. Dalam sebuah referensi diungkapkan bahwa Negara kesatuan ini tercipta karena adanya kesamaan historis yakni seluruh bangsa yang ada dalam nusantara ini berada dalam cengkraman imprealisme asing, jadi menurutnya yang menjadi pemersatu dari keragaman yang ada di Indonesia adalah sama-sama berada dalam jajahan imprialisme asing.

Di bawah kepemimpinan  bapak presiden Soekarno, merumuskan tentang konsep nasionalisme atau kensep untuk mempersatukan Indonesia dalam satu payung yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karna menurutnya negara indonesia merupakan kumunitas negara yang bercita-cita tumbuh dari kumunitas senasib. Jadi NKRI ini tidak terjadi secara alamiah tapi persatuan ini tercipta berdasarkan histori, inilah mungkin yang memebedakan nergara ini dengan misalnya dengan bangsa korea dimana bahasa mereka memang adalah bahasa ibu, etnik mereka memang mereka satu rumpun dan secara budaya ataupun agama mereka sama.

Dari nasib yang sama inilah yang menumbuhkan hasrat dalam untuk tetap hidup bersama dalam satu negara kesatuan, meskipun dengan berbagai macam perbedaan. Pada awalnya, dengan berbagai macam perbedaan yang justru dijadikan sebagai keberagaman sekaligus kekayaan negara indonesia dengan sejenis perbedaan yang ada. Namun,seiring dengan perjalanan sang waktu dari berbagai macam perbedaan ini justru sedikit demi sedikit memperlihatkan tidak terciptanya keberagaman seperti yang diharapkan. Hal ini dinilai karna ketidakpahaman berbagai macam golongan akan konsep negara kesatuan yang berasaskan pancasila.

Dewasa ini, dari berbagai macam konflk yang terjadi dari berbagai macam kumunitas akibat dari perbedaan tidak dipahami sebagai sebuah keragaman. Bahkan pemerintah yang seyogyanya sebagai pengayom dari keberagam tersebut turut ikut dalam menjaga keragaman tersebut tapi seperti yang terlihat tidak seperti yang diharapkan bahkan harus diakui pemerintah pulalah yang pernah memicu konflik dari perbedaan yang ada. Seperti yang terlihat dalam peristiwa deskriminasi jaringan Ahmadiyah yang pada saat itu mengesahkan undang-undang untuk pengusiran jaringan ahmadiyah tersebut yang dianggap sesat dari bumi pertiwi ini.

Keberagaman yang ada sesungguhnya adalah suatu konsep yang sifatnya umum dan dalam konteks negara modern digunakan oleh negara untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakatnya yang beragam dan berasal dari latar belakang yang berbeda. Akan tetapi dalam perjalanannya, pemerintah kemudian memperkuat batas-batas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Keadaan ini terjadi berkaitan dengan gagasan yang melihat bahwa usaha-usaha untuk membentuk suatu kebudayaan nasional adalah juga suatu upaya untuk mencari letigimasi ideologi demi memantapkan peran pemerintah dihadapan warganya. Tidak mengherankan kemudian, jika yang nampak dipermukaan adalah gejala bagaimana pemerintah menggunakan segala daya upaya kekuatan politik dan pendekatan kekuasaannya untuk ”mematikan” kebudayaan-kebudayaan local yang ada didaerah atau kelompok-kelompok pinggiran, dimana kebudayaan-kebudayaan tersebut dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
Sebagai kesimpulan mungkin yang mesti dilakukan adalah merumusakan kembali konsep keberagaman kebangsaan Indonesia yang sesungguhnya, sepertiyang dicita-citakan bapak mantan presiden Soekarno yang ingin menyatukan rasa senasib yang dialami bersama dengan segala perbedaan yang ada sebagai sebuah keragaman yang melahirkan persatuan dan kesatuan yang bersama-sama dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang damai tanpa sebuah koflik akibat dari kepentingan golongan. Hal ini dapat terjadi apabila keterbukaan dan rasionalitas dikedepankan dalam melihat setiap persoalan kebangsaan ini, bukanlah memeperlihatkan kekuatan-kekuatan massa sebab ini akan mengakibatkan sebuah langkah mundur bagi proses demokratisasi Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar