Blogger templates

2131 "KLIK JUDUL ARTIKELNYA KAWAN UNTUK BACA SELENGKAPNYA"

Sabtu, 14 Januari 2012

“Dear, Gie...”


"Tiada kata yang lebih puitis selain berbicara tentang kebenaran"
bukan begitu Gie ?
tapi kebenaran tak kunjung datang,
Gie..
Negeri ini koyak dengan tikus-tikus
yang entah berdatangan dari mana ?
Gie.., sedihkah ?
Negeri ini penuh kain kafan tak bertuan
Trotoar penuh peluh rakyat, setia bergerilya dengan waktu
ya, sama seperti tahun-tahun dulu
Demi sesuap nasi..
Gie..Gie...
Adakah engkau mendengarku ?
Anak Negeri merindu punggungmu...
Gie..
Selamat ulang tahun,
Kapan kita melihat mandalawangi ???
Read more »

“Untuk Dia yang Kupanggil Gie” 69 Tahun Silam


Untuk pertama kalinya saya langsung jatuh cinta pada seseorang pada pandangan pertama. Saya kasmaran dengan bahasa tubuhnya, mencintai pemikiran dan tetek bengeknya. Saya benar-benar jatuh cinta, setiap inci kepalanya sempurna menginspirasi hidup saya. Namanya Gie, Soe Hok Gie. Rasanya sangat hebat memiliki pemikiran yang begitu ideal dan sempurna meng-cover jiwa muda yang meletup dengan idealisme itu. Jiwa pembaharu yang dimilikinya benar-benar sanggup menarik simpatiku. Sebuah sketsa mahasiswa tahun 66 yang begitu terbuka dan berani. Ia berhasil memulai langkah, mempelopori jalan untuk keterbukaan bertindak, kebebasan bersuara. Keberaniannya mencerca pemerintah, dan mengatakan tidak pada komunisme sungguh hebat. Bertindak demi terwujudnya sebuah ideologi murni yang berpihak pada rakyat. Ia, Soe atau Gie berhasil membuka gembok keterkungkungan yang telah sejak dahulu membungkam pemikiran-pemikiran hebat dari bangsa yang teraniaya.

Saya begitu salut saat penanya bergerak dan ribuan penyusup-penyusup kecil di otaknya mengalir, tanpa jeda. Setiap molekulnya menyatu dan bersenyawa dalam esai faktual yang begitu kritis. Orang-orang diluar sana menyebutnya adrenalin pemberontak tetapi aku lebih menyukai untuk menyebutnya sisi manusiawi manusia sebagai manusia. Berjuang dan menyuarakan kebenaran tanpa ada sekat atau klep setipis apapun. Murni pengharapan pada sebuah kepaduan tanpa tendensi apapun, sebuah keluwesan dan kejelian memandang suasana, walau kadang paradoks dan sedikit apatis. Tetapi aku sangat terkesan pada kepribadiannya yang dingin, teguh pendirian dan sikap manusiawinya ia sebagai manusia.

Mahasiswa!! Ia adalah tokoh mahasiswa hebat menurutku. Gie benar-benar makhluk berotak alien yang terdampar di masa silam Indonesia. Baginya tidak ada tuan atau budak, mayor atau minor, tapi hanya kepaduan. Ia egois, tapi aneh, saya justru mencintai keegoisannya dan menikmatinya.

Saya terkadang berpikir, ada begitu banyak manusia dan tidak segelintir darinya yang menobatkan diri sebagai mahasiswa. Dan sayapun demikian. Saya juga ternobatkan sebagai makhluk berlabel mahasiswa. Tidak bisa dipungkiri, adrenalin untuk berontak itu kuat, harapan memanusiawikan manusia. Sempurna dengan idealisme yang merakyat dan membawa identitas itu kemanapun. Selalu ada adrenalin yang menginginkan aku berada di garis depan, menyuarakan hal yang hakiki, menghancurkan kediktatoran waktu dan bereinkarnasi sebagai mahasiswa yang penuh idealisme.

Mungkin terlalu muluk dan rasanya sangat tidak terhormat jika hanya mampu berbicara tanpa bertindak. Kita mahasiswa, memiliki agenda yang telah dikontrak mati sejak dahulu, sejak sebelum Gie dan sahabat-sahabatnya, agar menjadi pemikir hebat yang bebas dari tendensi sekecil apapun, merdeka dalam idealisme merakyat. Bukan tanpa norma dan jauh dari koridor susila. Dengan begitu kita baru berhak berteriak “Selamat Datang Kebebasan!!!”
Read more »

“MPM yang Tak Lagi Diminati”


Pada masa Reformasi, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa menjadi salah satu penggerak mahasiswa untuk menuju perubahan. Memang tidak semua kampus mempunyai MPM. Kalaupun ada, peminatnya kemungkinan tak cukup banyak. Padahal, tidak ada salahnya aktif di MPM. Bahkan, banyak hal yang bisa didapatkan mahasiswa sepanjang mereka aktif di MPM.
Read more »

Titipan Surat Untuk Saudaraku Di UKM PERSKA


Kawan, saudara saya. Hanya waktu yang membedakan usia. Kita tumbuh bersama di tengah sebuah generasi dimana dulunya tawa bersama itu sangat langka, tapi kini semua berubah saat kawan-kawan mulai berdatangan dan menawarkan sejuta senyum. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali kita anggap bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga sering kita anggap bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua untuk dapat saling memahami.

Di negeri permai ini, sering kali kita dengar bahwa cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Banyak orang beranggapan Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan saudara kita adalah sumber utama kebahagiaan kita. Tapi kali saya ingin katakan bahwa itu hanyalah sebuah mitos untuk kita.

Hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Cinta adalah kesungguhan yang tidak terbatas oleh sesuatu apapun.
Kawan, belakangan ini semua terasa tidak menentu, disatu sisi saya ingin terus bersama kalian menjalin guratan tawa dan menagis bersama kalian tapi dilain sisi saya juga harus meninggalkan kalian untuk sebuah tanggung jawab yang lebih besar. Ketahuilah bahwa saya berat meninggalkan bukan berarti saya tidak percaya akan kesungguhan kalian untuk memikul beban moril diorganisasi ini, sungguh saya sangat yakin kalau kawan-kawanku semua bisa memberikan yang lebih baik.

Untuk seniorku Zulkarnaen Musada, kutitipkan adinda-adinda kita yang sangat saya sayangi, tolong bimbinglah mereka, jadikanlah adinda kita menjadi serang jurnalis yang bertanggung jawab dan bisa menjadikan deadline menjadi sesuatu yang sakral. Untuk saudara seperjuangan perekrutanku, Iibhe, Icchank dan semuanya, saya mohon lanjutkan apa yang telah kita bangun bersama. Saprin, Enhal, Rahman, taufiq dan semuanya adik-adikku angkatan 23 salam jabat tangan hangat dari saya. Kalian berempat adalah orang yang paling saya banggakan yang saya harap bisa melanjutkan cita-cita saya.

Saprin, berhentilah sejenak dan lihat sekelilingmu betapa banyak orang yang butuh engkau berada didekatnya. Enhal, kamulah pelanjut dipenerbitan yang paling berpotensi tapi ingat jangan terus marah-marah! Berjanjilah atas nama organisasi kita!. Taufiq, kamu juga saya harapkan bisa bersama, karna jujur engkau juga adalah salah satu harapan besar saya,banyak juga sahabat kamu yang butuh kamu jadi sisipkanlah sedetik waktu pacaranmu untuk sahabat kamu. Dan kamu Rahman, kamulah yang paling tergagah diantara kalian berempat bahkan melebihi saya jadi pergunakanlah itu untuk terus membimbing adindamu angkatan 24 dan juga memberi nasehat terhadap ketiga sahabatmu.

Adindaku angkatan 24, engkaulah harapan terbesar kami dan saya secara pribadi mengharap kalian untuk bisa melanjutkan apa yang telah kami bangun dengan susah payah. Janganlah pernah berfikir bahwa seniormu jauh dan membeda-bedakan kalian. Saya mohon dengan sangat, jangan pernah mengecewakan dan meruntuhkan harapan besar kami terhadap kalian. Teruslah berkarya dengan sejuta inspirasimu karna kalianlah sang pujangga peradaban baru didunia modern yang akan memberikan tabir senyum baru untuk organisasi dan Indonesia kita.
Teruslah berkarya saudaraku....!!!

Surat ini saya tulis karna ketidak sanggupan saya untuk menjamin kemampuan saya menahan tetesan air mata saya mengalir ketika saya mengungkapkan beberapa rentetan kalimat ini. Tapi saya harap saudaraku sekalian tidak menganggap saya sebagai seorang pengecut.
Teruslah berkarya kawan, ingat apa yang pernah saya katakan bahwa “ semua orang akan sirna ditelan masa kecuali mereka yang mengabadikan dirinya dalam sebuah tulisan




Ttd.

M. YusdhienK
Read more »