“Surat untuk saudaraku”

Kompleksitas permasalahan global yang kian mengarahkan kehidupan masyarakat kepada keambrukan total (The End of History) menuntut peran aktif kaum cendekia muda sebagai fungsi mahasiswa serta tri darma perguruan tinggi sebagai landasannya. Kaum intelektual muda (mahasiswa) dalam kapasitasnya personal komunalnya merupakan aset bangsa yang memiliki berbagai prospek dan potensi yang menggambarkan masa depan suatu bangsa (The Future of Nation). Hal tersebut dapat dinilai melalui keaktifan para cendekia muda dalam mengawal pencapaian idealisme Negara Republik Indonesia.


Nyanyian perang kini tak terdengar lagi
Di bawah penindasan yang tak henti
Apakah kita telah lupa dengan jerit tangis kaum lapar
Ataukah kita belum cukup bersabar

Rindukah kau negeriku akan hangatnya kemerdekaan
Kemerdekaan yang tak kunjung tiba
Rindukah kau wahai pertiwi dengan kedamaian
Saat hangatnya mentari kau gemggam

Ku kan terus bernyanyi tentang revolusi
Di gemuruh harapanku tentang kemerdekaan sejati
Karna ku yakin rakyat akan sadar akan penindasan
Karna bangsaku kan coba bangkit dari keterpurukan

Hanyalah doa dan harapan yang menggema dalam takbir
Di saaat si miskin mati,tergusur, dan laparku
Ku ingin bambu runcing kembali terhunus
Dan tertancap di kerongkongan pasukan penindas

Karena mereka hanya mampu berjanji
bagai iblis yang ingkar
kamu hanya tertidur dalam singgasana priyayi
yang terbuat onggokan tulang berulang sang tikus berdasi….

salam revolusi…..
satukan suara raih perubahan……….