Dennis McCarthy dalam The Loyalty Link - How Loyal Employee Creat Loyal Customers menuliskan bahwa kita tidak dapat membangun loyalitas secara terfragmentasi, gaya sekali tembak, dan tidak cukup terfokus pada upaya perbaikan pelayanan 1-2 departemen (Bidang) saja karna Setiap orang yang dipimpin harus menjadi bagian dari solusi, Jika tidak, mereka malah menjadi bagian dari masalah yang dibuatnya sendiri.
Salah satu biang kerok utama yang menyebabkan merosotnya loyalitas dalam sebuah lembaga adalah tidak mempercayai manajemen yang diterapkan suatu kepengurusan dalam memenuhi apa yang dikatakannya atau penerapan apa yang diinginkan pimpinan dianggapnya tidak sesuai dengan apa yang diprakarsainya. Dengan kata lain, penerapan manajemen tidak dipercayai oleh konstituennya karena menurutnya antara kata-kata dan tindakan terdapat jurang pemisah yang lebar dan dalam. Konstituen membenci atau sekurang-kurangnya tidak dapat menerima orang yang dianggap tidak tepat menjadi pemimpin mereka.
Dalam sumber lain diungkapkan bahwa Konstituen yang setia dimenangkan oleh mereka yang, sadar atau tidak, dinilai cakap untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan mereka, ketika pemimpin terlihat seperti simbol yang mewakili norma-norma yang mereka anut, dan ketika citra sang pemimpin itu (apakah itu berkesesuaian dengan kenyataan atau pun tidak) selaras dengan konsep yang anggota percayai.
Dengan logika dapat dikatakan bahwa loyalitas bukanlah sesuatu yang dapat 'dipaksakan' seorang pemimpin kepada angotanya. Sebab bagaimana mungkin seseorang boleh memaksa pihak lain untuk memberikan suatu 'hadiah' kepada dirinya melalui pengabdian mereka terhadap lembaga karna menurut salah satu mengatakan bahwa sangat susah untuk membuat orang mengerti atau paham akan sebuah tanggung jawab yang diemban tanpa adanya kesadaran dasar dalam pribadi individu bersangkutan. Untuk itu dalam meningkatkan loyalitas keanggotaan dapat ditempu berbagai macam cara yang tentunya didasari dalam sebuah strategi yang matang, beberapa cara tersebut seperti :
Ø Pengkaderan awal dalam sebuah lembaga
Pengkaderan awal yang tepat dalam sebuah lembaga merupakan hal terpenting karna ini merupakan langkah awal pengenalan maupun pengkaderan dalam organisasi tersebut. Tentunya harus didukung dengan penyatuan satu Visi pelaksana kegiatan.
Ø Tindak Lanjut
Biasanya dalam sebuah lembaga hanya terfokus pada awal-awal pengkaderan tanpa pernah memikirkan tindak lanjut yang dapat diberikan terhadap kader setelah pengkaderan awal (perekrutan) tersebut selesai. Inipun harus didukung dengan manajemen yang tersusun rapi.
Ø Keteladanan
Keteladanan dalam sebuah lembaga harus pula diperhatikan dan dibina dengan baik, untuk memeperlihatkan para kader sebuah sosok contoh harus ditiru dalam lembaga tersebut. Jika orang-orang yang seharusnya ditiru dalam lembaga tersebut mampu memberikan yang terbaik terhadap para kader maka tentunya para kader yang notabenenya sebagai penerus akan mengikuti contoh yang diberikan dan apa yang mereka lihat sendiri.